Minggu, 13 Agustus 2017

MENDORONG GENERASI MUDA DENGAN DAKWAH

Agama merupakan salah satu aspek penting yang tidak terlepas dalam kehidupan manusia. Munculnya agama dilandaskan atas dasar keadaan atau kondisi masyarakat yang saat itu berada dalam situasi yang kacau. Seperti banyak terjadinya peperangan, diskriminasi terhadap kaum perempuan, perbudakan sampai homoseksualitas. Oleh karena itu, agama muncul sebagai sistem yang berfungsi untuk mengontrol kehidupan dan menjadi pedoman hidup bagi manusia.
 Islam merupakan salah satu agama yang muncul dan eksis dikalangan masyarakat.  Islam pertama kali diturunkan kepada nabi Muhamad Shallallahu’alaihi Wa Sallam di Mekah pada zaman jahiliah (kebodohan), dimana mayoritas masyarakatnya merupakan penyembah berhala. Oleh karena itu, agama muncul sebagai pengontrol dan pembatas dalam pola kehidupan manusia baik secara individu maupun masyarakat pada saat itu.
Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menjelaskan di dalam kitab suci Al-Qur’an tentang peranan dan kedudukan orang mu’min, dalam kehidupan mereka diatas muka bumi ini. Sebagaimana telah di jelaskan dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam QS Ali-Imran ayat 110, Mengenai kelebihan umat islam dari umat yang lain.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran : 110).



Setiap bangsa menaruh mimpi dan harapan akan masa depan yang lebih baik pada generasi muda sebagai penerus bangsa. Dengan segenap potensi dan ekspresinya, generasi muda menjadi agen perubahan yang diharapkan. Tongkat estafet kepemimpinan, pembangunan dan perjuangan cita-cita bangsa niscaya akan diemban para pemuda hari ini dan akan datang. Maka sebuah negara akan selalu mempersiapkan generasi mudanya menjadi generasi emas untuk membawa perubahan bangsa yang lebih baik di segala bidang. 
Merujuk pada data sensus penduduk di tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia mencapai mencapai 237,6 juta jiwa. Dari jumlah tersebut 26,67 persen atau 63,4 juta diantaranya merupakan penduduk usia muda yaitu 11-24 tahun (BPS, 2010). Jumlah ini merupakan cerminan peluang dan potensi emas yang akan membawa Indonesia mencapai tujuan dan cita-cita kemerdekaannya. Jika perhitungan kuantitas tersebut dapat berbanding lurus dengan tingkat kualitas generasi muda, hal tersebut dapat menjadi jaminan kejayaan bangsa di masa yang akan datang. Dapat dibayangkan kekayaan kreatifitas, inovasi, gagasan pemikiran, karya dan kinerja yang akan disumbangkan 63,4 juta pemuda untuk bangsa ini. Oleh sebab itu kualitas penduduk remaja harus terus dijaga dan ditingkatkan agar dapat benar-benar menjadi aset pembangunan yang potensial.
Besarnya penduduk usia muda akan mempengaruhi pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan saat ini maupun di masa yang akan datang. Penduduk remaja perlu mendapat perhatian serius sebab remaja termasuk dalam usia sekolah, usia kerja dan usia reproduksi yang akan berperan besar bagi kemajuan bangsa. Karakteristik remaja yang selalu ekspresif, selalu ingin tahu dan mudah menerima nilai-nilai baru merupakan hal yang harus terus dikawal dan diarahkan pada hal-hal yang positif. Era globalisasi yang menerabas batas dan menghadirkan beragam perubahan telah membawa berbagai pengaruh kedalam kehidupan, perilaku dan mental masyarakat, tidak terkecuali bagi kehidupan remaja. 
Tidak terpungkiri globalisasi menghadirkan nilai dan budaya baru yang tidak semuanya layak dan tepat diterapkan di Indonesia. Arus globalisasi kini kian deras menginfiltrasi berbagai bidang kehidupan lewat transkulturasi dan modernisasi. Keduanya menggerus beragam nilai dalam sendi-sendi kehidupan dan menyebabkan perubahan cara pandang, gaya hidup, hubungan sosial hingga menggoyahkan keyakinan memegang nilai-nilai budaya. Kegagalan melakukan penyaringan transkulturasi dan pembentengan dengan nilai-nilai budaya diindikasikan dengan munculnya permasalahan dekadensi moral dan penyimpangan sosial. 
Kehidupan yang serba cepat, instan, bebas dan disandarkan berdasarkan nilai materi menjadi awal bencana dalam kehidupan kemanusiaan masa kini. Atas nama modernisasi, generasi kita mulai terseret dalam pola konsumerisme, menceburkan diri dalam gaya hidup bebas dan hedonis. Selain itu semakin bersikap apatis dengan berbagai permasalahan masyarakat dan bangsa yang ada disekitarnya. Selalu menagih apa yang negara berikan, tanpa melihat apa yang telah disumbangkan untuk bangsa. Generasi kekinian perlahan mulai kehilangan rasa memiliki dan kebanggaan atas tanah air. Menjadi individualistis dan tidak peduli dengan sesamanya. Cenderung memaksakan kehendak, kehilangan rasa toleransi dan bahkan menggunakan cara kekerasan dan radikal untuk mencapai tujuan. Kondisi ini menjadi bibit lahirnya permasalahan kebangsaan yang kini sedang menggerogoti ketahanan nasional.Wujud nyata hal tersebut tergambar dari kehidupan remaja yang semakin mencemaskan. Dari jumlah besar remaja aset bangsa potensial, sebagian berguguran terjerumus pergaulan bebas, seks bebas, pornografi, narkotika kekerasan dan berbagai bentuk permasalahan remaja lainnya. 

Urgensi dakwah terhadap generasi muda sangat dibutuhkan agar para generasi muda dapat terbimbing dan membimbing orang lain dan bersama-sama menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik lagi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan, memberdayakan kampus sebagai salah satu objek tempat dakwah, karena kampus merupakan salah satu sumber tempat mencari ilmunya generasi penerus bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar